Fauna Dalam Prespektif Ibnu Sina
Keywords:
fauna, islamAbstract
Tujuan Penelitian ini yaitu membahas mengenai Fauna Dalam Prespektif Islam, Metode penelitian ini yaitu Limbrary Risearch, kesimpulan dari penelitian ini yaitu Banyak ditemukan ayat-ayat di dalam al-Qur’an yang berbicara tentang hewan, bahkan terdapat enam surat dalam surat-surat al-Qur’an yang dinisbatkan dengan nama hewan yakni, Al-Baqarah ( sapi betina ), al-An’am ( binatang ternak ), an-Nahl ( lebah ), an-Naml ( semut ), al-‘Ankabut ( laba-laba ) dan al-Fil ( gajah ). Jika dikumpulkan semua ayat yang berbicara tentang hewan berjumlah sekitar 140 ayat[2], jumlah ini tidaklah sedikit, maka kemudian banyak yang memahami bahwa al-Qur’an juga peduli terhadap kehidupan kerajaan binatang dengan melihat banyaknya ayat yang berbicara tentang hewan. Menurut Oxana Timofeeva (2016: 2), apa yang bukan manusia atau nonmanusia didefinisikan berdasarkan negativitas. Artinya, nonmanusia adalah apa yang bukan manusia. Mungkin itu adalah jawaban yang “superficial” dalam menjawab definisi nonmanusia. Namun, seperti yang akan dieksplorasi lebih lanjut, ini adalah definisi hewan dalam berbagai pemikiran filsuf dari Barat. Hewan adalah apa yang bukan manusia dan yang tidak memiliki sesuatu yang dimiliki secara spesial oleh manusia. Aristoteles membedakan manusia dan hewan berdasarkan kepemilikan bahasa. Manusia memiliki bahasa yang memungkinkannya berkomunikasi dalam polis dan membedakan baik-buruk. apa yang dilakukan Aristoteles adalah mencari tahu apa yang membuat sesuatu itu termasuk dalam sesuatu hal. Aristoteles mendefinisikan makhluk hidup sebagai sesuatu yang mempunyai fungsi nutritive. Artinya, makhluk itu bisa tumbuh dan mati (growth and decay). Segala sesuatu yang tidak punya kemampuan itu adalah bukan makhluk hidup. Di sinilah perbedaan makhluk hidup dan bukan hidup.