Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk Membentuk Sikap Multikultural Pada Mahasiswa Ikhac Pacet Mojokerto
DOI:
https://doi.org/10.51178/jesa.v4i3.1424Keywords:
Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Sikap MultikulturalAbstract
Indonesia terdapat beragam suku, ras, budaya dan agama. Sebab itu indonesia sering disebut sebagai negara multikultural. Bebagai budaya sering menyebabkan perpecahan antara individu. Dalam hal ini, pendidikan memegang peranan penting, khususnya pendidikan agama islam, yang berkontribusi dalam penanaman dan pemahaman multikultural. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menganalisis model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Institut Pesantren KH. Abdul Chalim, 2) Menganalisis implikasi model pembelajaran Pendidikan Agama islam untuk membentuk sikap multikultural, 3) Menganalisis Faktor penghambat dan Faktor Pendukung Model Pembelajaran PAI Untuk Membentuk Sikap multikultural pada Mahasiswa IKHAC. Jenis penelitian yang diguanakan dalam penelitian ini penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelituan menunjukkan bahwa Pendidikan agama Islam diajarkan dengan 1) Model pembelajaran Multidisipliner (Pendidikan Agama Islam dan Sains, Politik, Ekonomi, Aswaja dan PAI Multikultural), 2) Model pembelajaran Eksperimen (Makalah), 3) Model Pembelajaran Konvesional (Ceramah), 4) Model pembelajaran kontekstual (contextual teaching) dari materi perkuliahan dikaitkan dan dianalisis dalam kondisi nyata dalam kehidupanmereka sebagai anggota keluarga, masyarakat dan negara. Nilai-nilai multikultural telah diimplementasikan secara efektif dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di Institut Pesantren KH. Abdul Chalim. Terbukti telah terjalin sikap saling 1) Menghormati, 2) Menghargai, 3) Toleransi, 4) Kerukunan dan perilaku lainnya antar mahasiswa, dosen bahkan masyarakat. Adapun Faktor Pendukung dan Penghambat Model Pembelajaran PAI untuk Membentuk sikap Multikultural adalah kurikulum pendidikan yang terpadu dan pelajaran yang bermuatan konten multikultural sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan yang kondusif dan agamis baik di dalam Institut maupun di lingkungan luar Institut, Sementara yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan Penerapan Model pembelejaran PAI Untuk membentuk sikap multikultural pada mahasiswa IKHAC adalah tingkat kemampuan dan kematangan emosional mahasiswa yang tidak sama, dan keterbatasan waktu dalam pembelajaran.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Ability: Journal of Education and Social Analysis
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.