Uji Aktivitas Farmakologis Ekstrak Daun Awar-awar (Ficus Septica) Terhadap Hewan Uji Mencit (Mus Musculus)

Authors

  • Haryanto Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
  • A. Audia Yunasti Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
  • Besse Ramadhani Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
  • Arisya Roudhina Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
  • Elma Fanilam Putri Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
  • Sri Ratna Angreni Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
  • Ananda Miskiyah M Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
  • Fira Yulianti Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
  • Nia Ramadhani Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
  • Muhammad Khairul Rasyid Aufa Nabil Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.51178/jhms.v4i4.2945

Keywords:

Ficus Septica, Daun Awar-Awar, Efektivitas Farmakologi, Persen Efek, Infusa

Abstract

Daun awar-awar (Ficus septica) merupakan tanaman obat tradisional Indonesia yang telah lama digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti peradangan, infeksi, dan gangguan kulit. Efektivitas biologis tanaman ini sangat dipengaruhi oleh metode perlakuan dan konsentrasi bahan, karena senyawa bioaktif yang dikandungnya-antara lain flavonoid, saponin, alkaloid, tanin, dan steroid-bersifat sensitif terhadap kondisi ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh berbagai jenis perlakuan dan tingkat konsentrasi terhadap efektivitas biologis daun awar-awar serta mengidentifikasi perlakuan yang paling optimal. Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorik menggunakan delapan jenis perlakuan (PSM, SSSP, DSSP, SL, RO, SM, PSL, dan ANA) pada tiga tingkat konsentrasi, yaitu 1%, 2%, dan 4%. Setiap perlakuan diuji untuk menilai pengaruhnya terhadap parameter efektivitas biologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi variasi signifikan antarperlakuan dan antar konsentrasi. Perlakuan SL memberikan respons tertinggi sebesar 66,26% pada konsentrasi 4%, yang menunjukkan efektivitas terbaik dalam mengekstraksi dan mengaktifkan senyawa bioaktif daun awar-awar. Sebaliknya, perlakuan ANA menghasilkan nilai terendah, yaitu 3,70% pada konsentrasi 4%, dengan pola penurunan efektivitas seiring peningkatan konsentrasi. Pola hasil menunjukkan bahwa hubungan antara konsentrasi dan efektivitas tidak selalu linier, mengindikasikan adanya fenomena kejenuhan atau interaksi kompleks antar senyawa aktif.

Downloads

Published

2025-11-16

Issue

Section

Articles